Jumat, 01 Juni 2018

Kupas Tuntas Fitrah Seksualitas Anak 0-2th

Sesuai fitrah seksualitas artinya mengenalkan anak bagaimana bersikap, berpikir, dan merasa seperti gendernya.

Jika ia anak perempuan, maka kita bangkitkan fitrah seksulitasnya sbg perempuan.

 Jika ia laki2, maka kita bangunkan fitrah seksualitasnya sebagai laki2.

bagaimana teknis membangkitkan fitrah seksualitas ini ?

Ada beberapa tahap yg perlu kita kawal di tiap fasenya.
***
Usia 0 – 2 tahun
Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya.

 Pendidikan tauhid pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun.

Menyusui, bukan memberi asi.

Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang hp.

Review diskusi :

Di materi, anak usia 0-2 thn harus lebih dekat ke ibunya krna ibu yang telah memiliki keterikatan bathin sejak hamil. Sedang ayah, lbh tegas. Dst.

 Jika si anak hingga usia 7th ke atas masih sangat tergantung pada ibunya (tdk begitu akrab dg ayah), apakah brrti ada yg salah mb? Dan bagaimana menghindari itu?

jawab:
➡Sebelum menjawab, saya coba konfirmasi dulu beberapa hal ya mba. Yang pertama apa jenis kelamin anak? Yang kedua, apa yang dimaksud dengan terlalu bergantung? Apakah semua kebutuhannya perlu dipenuhi ibu? Apakah sama sekali tidak bisa ditinggal ibu, dsb?

Nah dalam konsep FBE pada usia 7 tahun-10 tahun, anak perlu didekatkan dengan orangtua yang memiliki gender sejenis. Dengan harapan, anak akan belajar tentang bagaimana tugas-tugas dan peran sosial dari dirinya di masa depan. Misalnya untuk anak perempuan, sudah mulai diperkenalkan peran-peran ibu sebagai penjaga kesehatan keluarga. Teknisnya anak diajak masak bersama, anak diajak membersihkan rumah bersama, anak diajak merawat anggota keluarga yang sakit, dsb. Sebaliknya, anak laki-laki diperkenalkan peran ayah sebagai seorang penjaga keluarga. Teknisnya anak diajak membetulkan barang yang rusak, melindungi adik atau kakak, dsb. Jadi, kelekatan yang dimaksud di usia ini ada dalam tahap "produktif" karena pada fase ini anak berada pada fase produktif.

 Hingga usia berapa anak masih akan "lengket" dengan ortunya?
Anak saya usia 4,5thn saat berkunjung ke rumah neneknya tidak mau diajak jalan bersama kakek/neneknya jika tanpa saya/ayahnya. Sementara ada anak lain yg sampe mau ditinggal dirumah nenek kakeknya untuk beberapa hari. Apakah ini tanda anak saya terlalu lengket dg ortunya?

jawab:

➡Saya perlu konfirmasi kembali apa yang dimaksud dengan "lengket"? Apakah semua kegiatan perlu dibantu oleh orangtua? Tidak mau lepas sama sekali dan bergaul dengan orang lain?

Dalam frame perkembangan sosial, anak usia 2-4 tahun sudah ada di tahap otonomi. Artinya ada beberapa hal yang bisa dia lakukan sendiri seperti makan, toilet training, membereskan mainan, dsb. Hal ini sejalan dengan konsep fbe dimana anak mulai didekatkan dengan ibu dan ayah. Mengapa? Karena pada masa ini anak tidak hanya membutuhkan kelembutan ibu, tapi juga keberanian dari ayah untuk berani mencoba hal baru dan juga ketegasan dari ayah untuk memberikan batasan-batasan karena anak usia ini sedang dalam tahap eksplorasi.

Di atas usia 2 tahun, sebaiknya anak sudah bisa berani berinteraksi dengan orang lain. Tapi bukan berarti harus bisa ditinggal menginap dengan orang lain (termasuk kakek nenek) selama beberapa hari. Biasanya anak baru bisa ditinggal menginap tanpa orangtua setelah umurnya di atas 7 tahun jika sehari-hari anak tinggal bersama orangtuanya.

Jika dikaitkan dengan masa kehamilan, ibulah "dunia" tempat anak tinggal karena seorang ibu dititipi rahim sebagai alam pemelihara
 Bahkan dalam salah satu teori tentang perkembangan keluarga, dikatakan bahwa peran ayah tidak selalu berhubungan langsung secara fisik dengan anak. Tapi lebih memfasilitasi ibu. Misalnya memberi kesempatan ibu untuk berbelanja keperluan anak dan memfasilitasinya bahwa peran ayah tidak selalu berhubungan langsung secara fisik dengan anak. Tapi lebih memfasilitasi ibu.

bahwa peran ayah tidak selalu berhubungan langsung secara fisik dengan anak. Tapi lebih memfasilitasi ibu.

Apa masalah menyusui dan mengandung ya maksudnya?

Jawab

➡Salah satu rujukan bersumber dari buju Merriage and family development penulis Duvall

Dibuku ini dikatakan bahwa seorang ibu memiliki peran lebih benyak dalam pengasuhan bayi secara fisik, karena ibu yang melahirkan, menyusui, dan mengurus keperluan sebagian besar anak

Klo kondisi ibu sdg depresi kan bs nular ke baby. Apakah ada referensi/penelitian yg menyebutkan ttg dampak bayi yg diasuh oleh ibu yg depresi tsb?
Kr usia 0-2thn ini kan usia blm lancar komunikasi.

➡ Untuk referensi atau penelitiannya ada. Biasanya dibahas dalam fenomena tentang "babyblues". Komunikasi yang disampaikan anak biasanya tidak melalui verbal, tapi non verbal seperti sering membenturkan kepala, terlambat berbicara, atau perilaku negatif lainnya

tergantung maksudnya segala sesuatu keperluannya disiapkan oleh ibu.
Tak bisa hidup tanpa ibu.
Ini sebenernya saya melihat ada saudara yg mengalami. Dan saya belajar, bagaimana agar tidak begitu

Lengket maksudnya hanya mau ditemani/dibersamai oleh saya atau ayahnya. Main dg anak lain mau, selama anak merasa yakin ibu ayahnya ada (tidak ditinggal).
Setelah baca jawabannya, saya merasa tenang.. krna dari ciri2 yg disebutkan sepertinya anak saya masih lengket yg tahap aman

Pernah baca kata bu sarra, ibu perlu melatih sesekali jaga jarak dg anak (untuk usia under 5). Agar jika si ibu meninggal, anak tetap bs hidup. Tidak terlalu patah hati krna terlalu tergantung.



#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar