Sabtu, 02 Juni 2018

11 Poin Pendidikan Seks untuk Anak

Beberapa tips pendidikan seks untuk anak, tulisan Zulia Ilmawati, Psikolog Pemerhati Masalah Anak dan Remaja dalam tulisannya Pendidikan Seks Untuk Anak-anak:

1. Menanamkan rasa malu pada anak

Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain; misalnya ketika keluar kamar mandi, berganti pakaian, dan sebagainya. Dan membiasakan anak untuk selalu menutup auratnya.

2. Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.

Berikan pakaian yang sesuai dengan jenis kelamin anak, sehingga mereka terbiasa untuk berprilaku sesuai dengan fitrahnya.

Mereka juga harus diperlakukan sesuai dengan jenis kelaminnya. Ibnu Abbas ra. berkata:
Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki. (HR al-Bukhari).

3. Memisahkan tempat tidur mereka

Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami perkembangan yang pesat. Anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berpikir tentang dirinya, tetapi juga mengenai sesuatu yang ada di luar dirinya.

Pemisahan tempat tidur merupakan upaya untuk menanamkan kesadaran pada anak tentang eksistensi dirinya. Dengan pemisahan tempat tidur dilakukan terhadap anak dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin, secara langsung ia telah ditumbuhkan kesadarannya tentang eksistensi perbedaan jenis kelamin.

4. Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu)

Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah: sebelum shalat subuh, tengah hari, dan setelah shalat isya. Dengan pendidikan semacam ini ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-santun dan etika yang luhur.

5. Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.

Mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga mengajari anak tentang najis. Anak juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya (toilet training).

Dengan cara ini akan terbentuk pada diri anak sikap hati-hati, mandiri, mencintai kebersihan, mampu menguasai diri, disiplin, dan sikap moral yang memperhatikan tentang etika sopan santun dalam melakukan hajat.

6. Mengenalkan mahram-nya

Tidak semua perempuan berhak dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa saja perempuan yang diharamkan dan yang dihalalkan telah ditentukan oleh syariat Islam. Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar ditaati.

Dengan memahami kedudukan perempuan yang menjadi mahram, diupayakan agar anak mampu menjaga pergaulan sehari-harinya dengan selain wanita yang bukan mahram-nya. Inilah salah satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan seks anak.

7. Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata

Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, film, atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.

8. Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilât

Ikhtilât adalah bercampur-baurnya laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa adanya keperluan yang diboleh-kan oleh syariat Islam. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang sudah dinggap biasa. Karena itu, jangan biasakan anak diajak ke tempat-tempat yang di dalamnya terjadi percampuran laki-laki dan perempuan secara bebas.

9. Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat

Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita bukan mahram-nya berada di suatu tempat, hanya berdua saja. Biasanya mereka memilih tempat yang tersembunyi, yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Anak-anak sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam ini. Jika dengan yang berlainan jenis, harus diingatkan untuk tidak ber-khalwat.

10. Mendidik etika berhias

Berhias berarti usaha untuk memperindah atau mempercantik diri agar bisa berpenampilan menawan yang dilakukan secara berlebihan, sehingga menimbulkan godaan bagi lawan jenisnya. Tujuan pendidikan seks dalam kaitannya dengan etika berhias adalah agar berhias tidak untuk perbuatan maksiat.

11. Ihtilâm dan haid

Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia balig. Adapun haid dialami oleh anak perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilâm dan haid tidak hanya sekadar untuk bisa memahami anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata.

Jika terjadi ihtilâm dan haid, Islam telah mengatur beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut, antara lain kewajiban untuk melakukan mandi.

Yang paling penting, harus ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi Muslim dan Muslimah dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah. Artinya, mereka harus diarahkan menjadi manusia yang bertanggung jawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang taat.

Itulah beberapa hal yang harus diajarkan kepada anak berkaitan dengan pendidikan seks.


Review Diskusi :

Umur berapa idealnya memisahkan anak laki-laki dan perempuan yg bukan mahram? Anak saya laki-laki 4thn 3bln masih bermain bersama teman sebayanya yg perempuan.

Dalam Islam anak dikatakan bukan mahrom adalah ketika si anak mengerti dan bisa membedakan lawan jenis yg disebut sebagai mumayiz biasanya berumur 7 tahun.
Jd tidak menunggu si anak baligh.
Seorang perempuan yg baligh tdk boleh mmbuka aurat dihadapan anak laki2 mumayiz yg bukan mahrom. Juga laki2 baligh tdk boleh memeluk, mencium dsb kepada anak permpuan mumayiz bukan mahrom

Namun mendidik anak untuk mengenalkan mahrom sebaiknya dilakukan sejak dini supaya pada saatnya nanti anak sdh mengerti dg pergaulan terhadap mahrom dan non mahrom

1⃣ Bagaimana tanggapan teman2 ttg kasus yg lagi viral saat ini: Anak SD Menghamili Anak SMP


2⃣ Bagaimana sikap kita, seandainya anak2 kita tau kasus tersebut dari dari medsos?

Semua fitrah anak SD telah rusak (tapi bukan berarti tidak bisa diperbaiki). Menurut saya dari apa yang saya baca. Keluarga sebagainya tempat pertama anak tersebut belajar tidak nengcover kebutuhan rohani (fitrah keimanan) anak tersebut. Harus segera di tangain oleh orang yang berkompeten misalkan psikolog.
Kalau sudah terlanjur maka tugas kita mengajak diskusi. Perbanyak mendengarkan dan ketika sudah mengetahui pendapat anak, maka kita bisa memberikan pendapat bahwa itu salah. Bisa dikaitkan dengan agama, masa depan anak, dsb

*"Bagaimana cara kita menundukkan pandangan dan tidak berikhtilat?"*


Mulai dari diri kita,  tidak melihat yang tidak seharusnya dilihat serta menjaga interaksi dan komunikasi dg yg bukan mahrom secara baik

Misal di masa gadis suka nonton korea dan msh dilanjurkan sampe udh menikah dan punya anak...katanya sih ini bikin ketagihan
Dari mata trus turun ke baper... Ujung2nya malah memunculkan penyakit hati.  Membayangkan punya pasangan seganteng dan seromantis si artis... Ujung2nya malah jd kufur nikmat. Saat suami kurang romantis,  malah jd baper berandai2 bayangan si oppa hadir Di hadapan 😜

Jadi teringat kisah Rasulullah kecil,  yg Allah jaga utk tidak melihat hal2 yg menimbulkan mudhorot.  Saat di suatu wilayah ada acara besar semacam pasar malam atau pesta rakyat,  Rasulullah kecil yg jg berkeinginan hadir, namun Allah jaga dengan diberikannya rasa kantuk hingga di pagi hari,  sehingga hilanglah peluang Rasulullah kecil saat itu utk melihat hal2 yg buruk (ihfadzillaha yahfadzka)

Sejatinya ini menjadi PR bersama org tua utk menjaga anak2 dr pandangan thd yg tdk baik, misal ketika terlihat ada gambar perempuan dg pakaian seadanya... Kita bisa ajarkan konsep aurat dan rasa malu dg mengatakan "iih malu, jangan dilihat, ga menutup aurat" sambil ngejelasin batas aurat perempuan dan laki2.
Dan yg utama adalah selalu memohon kepada Allah agar Allah sentiasa menjaga pandangan kita pada yg pantas utk kita lihat.

Cara menundukkan pandangan yaitu selalu ingat Allah. Berdoa dan berzikir. Selain itu menjauhi tempat yg banyak mengandung maksiat.

 kalau anak udh mulai paham dan mengerti ttg lawan jenis emang udah di tanamkan pd mereka budaya malu saat cthnya mau berpakaian atau mau buka pakaian engga boleh di keliatan sama temen lawan jenis mereka

 Masalah ikhtilat zaman sekarang mmng agak susah mba untuk mnghindarinya..paling mudah saat kita sholat jamaah dimasjid insnyaAllah itu tdk ikhtilat.
Perkara ikhtilat ini tdk bs secara instan kita terapkan ke anak. Tentu dengan pemahaan bahwa hukum ikhtilat adalah haram. Namun ada tempat yg dibolehkn untuk ikhtilat misalnya masalh pendidikan, muamalh sprt di psar, kesehatan dn peradilan. Kalo bisa diushan tidk ikhtilat lebh baik.
Yg terpenting dr kita adalah mngajarkn anak ttg ketaqwaan  trhdp hukum syara dn ini dilakukan dg kontinyu krena ketika anak paham insyaAllah mudah diaplikasikan. Setidaknya anak mengerti bahwa ikhtilat sesuatu yg tidk baik.
Sedikit tips menghindari ikhtilat
1. Menundukkan pandangan dr lawn jenis yg bukan mahrom
2. Menjaga etika ketika berinteraksi dg lawn jenis yg bukn mahrom
3. Untuk permpuan brhijab syar'i
4. Jngn berkholwat dg lwn jenis tnp mahrom
5. Menjauhi perkara yg merangsng syahwat
6. Bertmu dg lwn jenis dalam hal yg penting2 sj. Misal dlm belajar-mengajar, berobat mengobati, jual beli atau hal2 darurat.

 Berbicara mengenai aurat.. Penting bgt kita mencontohkan klo keluar kamar mandi sehabis mandi sudah dg pakaian lengkap.. Jd kita pun mberi contoh seperti itu utk mjaga aurat. pengkondisian di rumah.. meminimalkan kendala.. seperti menyediakan tempat terjangkau dan kering utk anak berganti pakaian kering di kamar mandi.



#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11


Tidak ada komentar:

Posting Komentar