Kamis, 31 Mei 2018

Sadar Gender

Sadar Gender


Allah menciptakan alam dan seisinya dgn berpasang-pasangan.
Ada kanan-kiri,depan-belakang, gelap-terang, panas-dingin, siang-malam, ayah-ibu, laki2-perempuan, dan lain-lain.
"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah)." (QS. Adz Dzariyat [51]:49)

Di antara yg berpasang-pasangan di dunia ini, ada laki-laki dan perempuan.
Laki-laki dan perempuan sangat berbeda.

"Dan laki-laki tidak sama dengan perempuan..." (QS. Ali Imran [3]:36)

Apa saja perbedaannya?
• kromosom tubuh (perempuan XX dan laki-laki XY)
• hormon (testosteron pada laki-laki dan estrogen pada wanita)
• tampilan fisik (rambut tubuh, dada, alat kelamin, massa otot dan lemak)
• cara berpikir (perempuan emosional, laki-laki cenderung rasional)


Karena ada perbedaan-perbedaan di atas, tidak bisa dihindari, laki-laki dan perempuan menjadi berbeda dalam beberapa hal.

➡ kromosom Y pada laki-laki memicu keluarnya hormon testosteron. Hormon ini mempengaruhi tumbuhnya rambut tubuh. Laki-laki lazimnya jadi lebih berambut 🧔🏻

➡ hormon estrogen pada wanita dimatangkan dengan adiposa (lemak)

➡ tubuh wanita mengandung lebih banyak lemak drpd laki-laki. Laki-laki lebih banyak protein. Protein adl pembentuk otot. Jadilah laki-laki lebih mudah berotot, lebih kuat, dan menjadi pelindung 💪🏻

➡ laki-laki lebih banyak berpikir dgn rasional, perempuan banyak menggunakan perasaan. Itulah mengapa perempuan mudah menangis.


Meski berbeda, laki-laki dan perempuan tidak bisa dikatakan lebih hebat dari gender yang lain.

Laki-laki kuat karena sesuai perannya menjadi pelindung keluarga. Perempuan perasa sehingga mudah menyayangi.

Seperti halnya siang-malam, panas-dingin, matahari-bulan... laki-laki dan perempuan pun Allah ciptakan sesuai fungsinya, tidak ada yg lbh hebat. Yg ada, saling melengkapi, menjadi keseimbangan yang indah.

Coba kita bayangkan, apa jadinya ya, jika selama setahun terus-terusan malam tnp pernah siang? Akan seperti apa jika sepanjang tahun hujan terus menerus, tidak pernah cerah? 🌧🌧🌧

"Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Yasin [36]:40)

Tetapi walau ada perbedaan, laki-laki dan perempuan tetap manusia yang mempunyai sifat dan kewajiban yang sama sebagai manusia

• menangis, setiap manusia Allah ciptakan memiliki perasaan
• lembut dan menyayangi
• rapi, bersih dan wangi. Tidak hanya perempuan yang harus rapi dan bersih 😊
• belajar, setiap orang wajib belajar sesuai bidang dan kemampuannya
• mandiri. Bisa menjaga diri, bisa menyiapkan makanan sendiri, berpakaian sendiri
• kuat. Laki-laki dan perempuan sama-sama harus kuat dalam menjalani perannya
• saling membutuhkan

Laki-laki dan perempuan sama-sama manusia, tetapi tidak sama, tidak untuk disama-samakan

Referensi :

Alquranul Karim

https://www.education.com/reference/article/similarities-differences-boys-girls/

https://www.livescience.com/33513-men-vs-women-our-physical-differences-explained.html

Media edukasi pengenalan gender utk anak
https://youtu.be/5SNMSDkQCPA


Reviewe diskusi

“Bagaimana memilih dengan tepat beberapa mainan anak atau permainan anak yang memang diperuntukkan untuk anak perempuan atau anak laki-laki, ada beberapa mainan misal boneka yang kita anggap cocok untuk anak perempuan ternyata juga bisa untuk laki-laki yang nanti nya terkait cara belajar merawat keluarga?,
sementara kita sedang menanamkan sadar gender pada anak-anak”.

Pada dasarnya, mainan bersifat netral, terutama utk anak hingga usia 5 tahun. Tetapi selain bentuk mainan, cara memainkan juga perlu diperhatikan. Anak perempuan yg memainkan robot dgn dialog, "Hai, robot Kuning.. Kita ke rumah robot merah, yuk!" tentu masih menonjolkan sifat feminin. Begitu pula anak laki-laki yg bermain boneka, masak-masakan, rumah-rumahan, cara memainkan bisa mjd penentu kita utk mengambil langkah.

Jika dikaitkan dgn penguatan konsep gender, selain cara memainkan dan pendampingan (orgtua bs sambil bercerita), bs juga mencari opsi lain utk memenuhi tujuan. Misal ingin memupuk sifat penyayang dan empati anak laki-laki, selain dgn mainan tentu bs dgn cara lain seperti memelihara hewan. Dan yg lbh terpenting lg, dlm menguatkan kesadaran gender, teladan dari orgtua sangat berpengaruh
Apa pengaruh terhadap perkembangan fitrah seksual anak jika ibu lebih galak daripada ayah?
Berdasarkan sumber yg saya baca, The person of tega ada di ayah Pertama, perlu kita perjelas dulu, maksud galak di sini apa. Galak, tega dan tegas, berbeda.

Galak ➡ mudah mengekspresikan kemarahan

Tega ➡ tdk ada belas kasihan

Tegas ➡ jelas, tidak ragu-ragu

(sumber : kbbi)

Krn galak itu mudah marah, dan lazimnya emak2 doyan ngomel mrepet, jd cukup wajar kalau ada ibu yg lbh galak drpd ayah Mengacu ke buku FBE di atas, idealnya jika menuruti fitrah peran ayah dan bunda, seharusnya ayah menjadi pengambil keputusan, penegak hukum, dan ibu yg akan melembutkan dgn kata-kata.
Meskipun ga mutlak harus sll yaa, kdng2 kan kita emosi juga
Tetapi penting utk menjaga sll ada _good cop and bad cop_, polisi baik, polisi jahat. Ketika anak diperlakukan keras oleh salah satu pihak, lalu pihak lain "membasuh luka" (BUKAN membela), maka di saat itu nasihat lbh mudah masukTetapi bagaimana jika ada ayah yg "ga tegaan" sampai melanggar kesepakatan bersama, atau ibu yg terlalu mudah menghukum?

Orgtua seperti ini bs dikatakan, fitrah keayahan dan keibuannya blm terbangun baik. Dampak pd anak... Cukup banyak.
Yg terdekat, tentu mjd contoh, shg lbh sulit lg menguatkan fitrah anak. Anak bs meniru kegalakan ibu, atau memanfaatkan kelemahan ayah.
Dampak berikutnya, sulit membangun bonding yg baik orgtua-anak krn ada hal "di luar jalur". Efek lanjutannya, tdk terbangun trust yg kuat anak ke orgtua, shg di masa mendatang, anak bs mencari pelarian tmn kepercayaan selain ayah ibu Hal ini sangat terkait dengan aturan yg disepakati bersama sebelumnya , kalau sudah ada kesepakatan bersama maka ayah dan bunda harus konsisten menegakkan kesepakatan tsb menanggapi pertanyaan pertama,sy setuju bahwa mainan sifatnya netral.bahkan anak bisa belajar banyak dr mainan yg dianggap mainan lawan jenis.misal anak laki2 main masak-masakan,dia blajar proses masak yg tdk mudah shg dharapkan bisa lebih mnghargai makanan;atau anak perempuan yg main mobil2an,bisa diajak utk belajar disiplin dg mematuhi aturan lalu lintas sambil main mobil.ini salah satu peran penting ortu,memberi makna utk permainan anaknya,bukan sekedar main

sy pernah baca,tanda2 yg perlu diwaspadai pada anak:
-sampai usia 3 th blm tahu jenis kelamin
-sering brharap menjadi lawan jenisnya (anak perempuan ingin jd anak laki2,dan sebaliknya)
-anak mengeluh sakit atau tdk mau mengakui alat kelaminnya
-anak memiliki keyakinan bahwa alat kelamin lawan jenisnya akan tumbuh pada dirinya (mis:anak perempuan bpikir dia akan memiliki penis)

sumber: http://bit.ly/2DmR27u

Yg bs merusak kesadaran gender anak, antara lain, jika orgtua memberi stereotip berlebih, seperti anak laki-laki tdk boleh nangis, anak perempuan tdk boleh memanjat pohon...
Tetapi lbh dr itu, sikap orgtua yg menunjukkan beban gender dgn reaksi berlebih, bs membuat anak ingin "kabur" dr gendernya.
"Eh, kamu ngapain mau masak.. Anak laki-laki ga pantes di dapur, sana main di luar."
"Perempuan itu harus rajin, cekatan, bersih. Sebentar lg kamu mens.." dan semacamnya.

Prinsip yg harus dipegang adl seperti hadits Nabi, _"Berilah kabar gembira, jangan menakut-nakuti, mudahkan jangan persulit."_

Lalu mengacu pd tulisan ustadz Harry,
Jika orgtua menuruti panggilan fitrahnya, ia adl pakar parenting terbaik bagi anaknya

#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar